Saan: Apa Etis Pejabat Publik Jadi Bintang Iklan Produk?

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Fraksi Partai Demokrat Saan Mustopa mempertanyakan etika pejabat publik yang menjadi bintang iklan komersial. Apalagi, pejabat publik tersebut yang sudah jelas-jelas menyatakan keinginannya untuk maju sebagai calon presiden.

"Kalau iklan-iklan produk yang dilakukan pejabat publik ini masalahnya hanya etika saja. Apakah seorang pejabat publik secara etik dibenarkan jadi iklan sebuah produk," ujar Saan di Jakarta, Selasa (6/8/2013).

Saan mengatakan media kampanye melalui iklan sebenarnya adalah hal yang wajar. Ia pun paham jika kandidat-kandidat capres ini ingin meningkatkan popularitasnya. Namun, Saan melihat jika tokoh itu masih menjabat sebagai pejabat publik sebaiknya iklan yang ditampilkan iklan layanan masyarakat.

"Bukan iklan produk. Kalau iklan produk kan terselubung sekali kepentingan politiknya. Apa ini etis? Apalagi dia masih aktif jadi pejabat publik?" ucap Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat ini.

Saan membandingkan dengan iklan partai politik yang memang pada dasarnya berkepentingan politis. Sementara iklan produk pada dasarnya bersifat komersial, namun mana kala seorang pejabat yang menjadi model iklannya maka unsur politis lebih terasa daripada sisi komersialnya.

"Saya lihat tokoh-tokoh capres baru ini kan popularitasnya di bawa rata-rata jadi mereka pakai iklan ini. Tapi tolong dibatasi, lihat kapasitasnya dulu kan pejabat publik," ucap Saan.

Sebelumnya, sejumlah kandidat capres, utamanya yang akan ikut konvensi Partai Demokrat ramai-ramai tampil dalam iklan produk di televisi. Mereka di antaranya yakni menteri BUMN Dahlan Iskan, Ketua DPR Marzuki Alie, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, dan mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo. Sementara Menteri Perdagangan Gita Wirjawan lebih memilih tampil dalam iklan kementeriannya.