Warga Pulau Palue, Kabupaten Sikka yang mengungsi di Desa Mausambi, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Selasa (2/4/2013) menerima bantuan dari pembaca Harian Kompas. Bantuan disalurkan oleh Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK), dan kali ini merupakan tahap kedua. Sumbangan berupa beras 2,5 ton, jagung 1 ton, minyak goreng, perlengkapan mandi, tikar, dan peralatan memasak. Jumlah pengungsi, di Desa Mausambi mencapai 71 keluarga terdiri dari 276 jiwa. Secara keseluruhan, warga Palue yang mengungsi akibat peningkatan aktivitas Gunung Api Rokatenda sekitar 2.700 jiwa. Sebagian besar warga mengungsi ke Maumere, ibukota Kabupaten Sikka dan ke Ende. | KOMPAS/SAMUEL OKTORA
MAUMERE, KOMPAS.com — Ketidakjelasan rumah tinggal permanen membuat ratusan pengungsi Rokatenda, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, yang masih bertahan di halaman bekas kantor bupati Sikka, di Maumere, makin panik, menyusul mulai turunnya hujan. Itu sebabnya, sebagian pengungsi telah pulang ke kampung asal di Pulau Palue. Mereka ingin hidup mandiri dengan mengolah lahan dan menanam di pulau itu.
Pengungsi yang masih bertahan di barak, takut kembali ke Palue. Mereka memperkirakan, menjelang akhir tahun, Gunung Rokatenda bakal meletus lagi, seperti November dan Desember 2012. Apalagi ada ramalan dari badan vulkanologi setempat, gunung itu sewaktu-waktu akan meletus lebih dahsyat lagi.
Gaspar Ngaji (54), pengungsi asal Desa Lidi, Kecamatan Palue, di Maumere, Kamis (31/10/2013), mengatakan, sudah tiga bulan tinggal di lokasi pengungsian, dan terasa sangat membosankan. Tidak ada kepastian dari pemerintah, kapan mereka direlokasi ke tempat baru.
"Kalau tidak direlokasi, kami ingin pulang saja. Hujan sesaat saja barak terendam air, apalagi memasuki musim hujan nanti. Bayi dan anak di bawah usia lima tahun serta orang tua, tentu sangat menderita," kata Ngaji.
Pengungsi yang nekat pulang ke Palue, tidak lagi memikirkan keselamatan pribadi. Mereka rata-rata orang tua yang ingin bekerja mengolah lahan dan menanam. Mereka tidak ingin tinggal di pengungsian lebih dari satu bulan. Anak dan orang tua dititipkan di Maumere, atau Ende.
Camat Palue Laurens Regi mengatakan, informasi dari masyarakat sudah ratusan pengungsi balik ke Palue, tetapi mereka tidak melapor ke kantor camat. Sebagian dari mereka masih pergi-pulang Maumere-Palue.
"Mereka itu petani. Saat ini masa persiapan lahan sehingga mereka pulang mengolah lahan. Mereka ingin punya jagung, padi, dan hasil pertanian lain yang nantinya untuk makan atau dijual. Mereka juga masih menyekolahkan anak di sekolah menengah dan perguruan tinggi," kata Regi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTT Tadeus Tini mengatakan, 375 keluarga pengungsi yang ada di Transito Maumere sedang dalam proses pembangunan rumah baru di Nangahure. Sisa 575 keluarga yang masih bertahan di bekas kantor bupati Sikka. (KOR)
Editor : Kistyarini
Anda sedang membaca artikel tentang
Pengungsi Rokatenda Mulai Khawatirkan Hujan
Dengan url
http://seepersonality.blogspot.com/2013/10/pengungsi-rokatenda-mulai-khawatirkan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pengungsi Rokatenda Mulai Khawatirkan Hujan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pengungsi Rokatenda Mulai Khawatirkan Hujan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar