JAKARTA, KOMPAS.com - Penataan kawasan Waduk Ria Rio, Pulogadung, Jakarta Timur, telah berlangsung selama kurang lebih enam bulan. Sedikit demi sedikit, kawasan waduk seluas 25,8 hektar itu telah menunjukkan wajah aslinya yang indah.
Namun, tak banyak yang tahu bahwa proses di balik penataan tersebut tak semulus yang dibayangkan. Ada ketegangan fisik, adu nyali dan tensi tinggi. Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Mulyadi Kaharni menuturkan, kawasan sekitar Waduk Pluit merupakan permukiman kumuh yang ditinggali sekitar 300 lebih kepala keluarga. Pekerja kasar adalah profesi terbesar dari penduduk yang tinggal di tepi waduk. Sisanya anak-anak serta ibu rumah tangga biasa.
"Jadi bisa dibayangkan, bagaimana psikologis warga yang berada di sana," ujar Mulyadi kepada Kompas.com, Jumat (27/9/2013) pagi.
Sekitar dua bulan silam, sepucuk surat diterima Polres Metro Jakarta Timur. Surat yang kepalanya tertera lambang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta permohonan bantuan pengamanan dalam aksi penertiban kawasan waduk tersebut. Mulyadi langsung menerjunkan personelnya.
Tugas pertama yang dilakukan personelnya di sana adalah melaksanakan pendampingan terhadap petugas Wali Kota Jakarta Timur yang hendak melaksanakan pendataan penduduk. Puluhan pasang mata warga menatap sinis melihat jalannya proses pendataan warga tersebut.
Ketegangan memuncak pada awal Septmeber 2014 lalu ketika penataan taman dimulai oleh para pekerja. Sejumlah hambatan mulai dari pelemparan batu hingga intimidasi lain terjadi di sana.
"Pas kita mau kerja, ada organisasi pemuda, kita main halau-halauan. Terpaksa kita tongkrongin itu, anggota reserse kita siang dan malam di sana. Kalau enggak, enggak bisa kerja kita," ujarnya.
Mulyadi mengatakan, kelompok organisasi pemuda itu bersikukuh menjaga lahan yang diklaim oleh salah satu keluarga ahli waris. "Anggota kita bilang, 'Kalau kamu punya dokumen sah, silakan saja. Kalau enggak, ya sudah minggir dari sini'," kata Mulyadi.
Sempat terjadi konfrontasi dalam situasi tersebut sehingga memaksa petugas menciduk enam orang anggota ormas. Keenam orang tersebut hanya menjalani pemeriksaan serta pendataan di ruang Reskrim Polrestro Jaktim.
Kini, sisi selatan waduk tersebut telah mulai ditata. Mulyadi mulai mempersiapkan pola pengamanan pembukaan ruang bagi publik yang baru itu. Mengingat maraknya aksi pencurian kendaraan bermotor, pencurian dengan kekerasan, serta pencurian kaca spion kendaraan yang marak terjadi di sana.
"Kita sudah berkomitmen dengan TNI dan Satpol PP untuk bahu-membahu mengamankan waduk ini. Akan ditempatkan 20 polisi, 10 satpol PP, serta 4 orang anggota TNI dari Koramil," kata Mulyadi.
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Anda sedang membaca artikel tentang
Cerita Polisi tentang Sulitnya Tertibkan Warga Waduk Ria Rio
Dengan url
http://seepersonality.blogspot.com/2013/09/cerita-polisi-tentang-sulitnya.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Cerita Polisi tentang Sulitnya Tertibkan Warga Waduk Ria Rio
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Cerita Polisi tentang Sulitnya Tertibkan Warga Waduk Ria Rio
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar