KUDUS, KOMPAS.com - Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus bekerjasama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah merevitalisasi kompleks peninggalan Sunan Kudus itu secara bertahap. Bangunan tahun 1549 itu banyak mengalami kerusakan, seperti batu bata melapuk, pendapa tajug dan cungkup makam miring.
Ahli penata batu Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah Rabiman, Sabtu (2/2/2013), mengatakan, revitalisasi tahap pertama meliputi bagian pagar Pendapa Tajug dan pagar luar kompleks masjid, menara, dan makan Sunan Kudus.
Revitalisasi itu berupa pemasangan batu bata baru sebagai pengganti batu bata lama dan tembok pagar modern. "Batu bata yang kami gunakan berukuran sama dengan batu bata lama. Batu bata itu berukuran panjang 30 sentimeter, lebar 15 sentimeter, dan tinggi 6 sentimeter atau lebih besar ketimbang batu bata biasa yang memiliki panjang 22 sentimeter, lebar 11 sentimeter, dan tinggi 5 sentimeter," kata dia.
Menurut Rabiman, pelekat batu bata itu tidak menggunakan semen. Pelekatnya berupa adonan tumbukan batu bata merah, pasir dan gamping. Dahulu cara melekatkan batu bata tidak menggunakan metode seperti itu, tetapi dengan cara saling menggesekkan batu bata yang sebelumnya dibasahi dengan air. Dua batu bata yang saling digesekkan itu akan menghasilkan lumpur berwarna merah yang berfungsi sebagai perekat.
"Kedua batu bata itu dapat menempel karena batu bata kuno tidak banyak pori-porinya dan tanahnya murni tanah liat, beda dengan batu bata sekarang yang berpori dan terdapat campuran material lain," kata Rabiman.
Rabiman menambahkan, pada tahap berikutnya, BPCB akan merevitalisasi pendapa tajug dan cungkup makam yang miring. Bangunan yang terbuat dari kayu jati berukir khas Kudus itu miring 19 sentimeter. Agar tidak roboh, salah satu bagian pendapa tajug disangga dengan balok kayu.
Staf dokumentasi dan informasi Yayasan Masjid Menara dan Makan Sunan Kudus, Denny Nurhakim, mengemukakan, revitalisasi itu bertujuan melestarikan peninggalan Sunan Kudus. Yayasan juga ingin mengembalikan suasana kompleks mendekati seperti zaman Sunan Kudus.
"Untuk itulah kami mengganti tembok pagar lama yang terbuat dari batu bata biasa yang disemen, dengan batu bata baru yang berukuran seperti batu bata lama," kata dia.
Pada November 2011, Kelompok Kerja Pemugaran BPCB Jateng mengecek kerusakan di kompleks masjid, menara, dan makam Sunan Kudus. Pengecekan itu meliputi pendataan batu bata lama yang sudah melapuk, mengukur kemiringan menara dan pendapa tajug, serta cungkup makam.
Anda sedang membaca artikel tentang
Revitalisasi Kompleks Menara Kudus Bertahap
Dengan url
http://seepersonality.blogspot.com/2013/02/revitalisasi-kompleks-menara-kudus.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Revitalisasi Kompleks Menara Kudus Bertahap
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Revitalisasi Kompleks Menara Kudus Bertahap
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar